Jumat, 29 Juni 2012
Help With Heart
Helping families, friends, or anyone else would have often done. But are we willing to do it? An help is not only be useful for people who receive help if we willing to help them. We will get the reward from God if we are willing to help others.
However, that does not mean we are helping to expect a reward. Let's help for the good of the people we help. How can we be willing to help without the slightest hope to receive in return? It's easy. Think of the people we help them as ourselves. Thing if we are in need of help like that? Without realizing it we will definitely help with sincerity.
So let's start help with heart.
Kereta Argo Bromo Anggrek New Image "Go Green"
Sekian lama menghilang ternyata seluruh kereta yang memiliki Boogie K9 atau Bolsterless ini sedang menjalani serangkaian penyehatan atau retrofit di pabrik Kereta Api INKA di Madiun dan Balai Yasa Gubeng di Surabaya. Komponen utama yang menjadi inti perbaikan adalah Boogienya yang sering kali bermasalah dan akhirnya menyebabkan rangkaian kereta anjlog keluar jalan rel. Selanjutnya interior dan eksterior diubah dan diberikan kesan Go Green di kereta berBoogie K9 ini. Hari Selasa(19/5) dan Rabu(20/5) telah dilakukan Tes Uji coba pulang pergi dari Surabaya menuju Gambir. Dan kecepatan maksimum yang dapat ditempuh kereta Argo Bromo Anggrek "Go Green ini mencapai 118km/h seperti yang dilansir PT KAI(Persero) dalam Webnya. Saya(owner Blog) mendapat kesempatan untuk mencoba kenyamanan kereta Argo Bromo Anggrek setelah perbaikan ini walaupun hanya dari stasiun Gambir ke Manggarai yang hanya memakan waktu sekitar 10menit. Namun itu waktu yang cukup untuk mengamati perubahan yang dialami oleh kereta Argo Bromo Anggrek setelah retrofit ini.
Jika dilihat di bagian eksterior, kereta ini diberi warna dominan putih dan berbalut garis berwarna hijau dari depan hingga belakang. Tidak lupa disisipkan lambang "Go Green" berdaun segar disisi pintu untuk menambah kesan Go Green di kereta ini. Pewarnaan eksterior seperti ini menggambarkan bahwa Kereta Api adalah moda transportasi yang ramah lingkungan karena irit dalam menggunakan bahan bakar. Berikut foto rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek saat stabling di PUK Manggarai sesaat sebelum melakukan Tes Uji Coba ke Surabaya.
Rangkaian Argo Bromo Anggrek di PUK(Pusat Urusan Kereta) Manggarai
Kesan Go Green pada kereta Argo Bromo Anggrek ini pun diterapkan juga pada toilet. Seperti yang diterapkan sebelumnya pada kereta Argo Jati, terdapat bak penampungan kotoran dari toilet. Sehingga kotoran dapat ditampung hingga menjadi cairan yang mudah diserap oleh tanah. Bak penampungan kotoran ini bisa dilihat persis dibawah toilet. Terdapat 2 jenis toilet pada kereta Argo Bromo ANggrek ini. Ada toilet berdiri yang mungkin dikhususkan untuk kaum Adam dan toilet jongkok yang bisa digunakan oleh siapa saja.
Toilet Jongkok
Toilet Berdiri
Namun tidak terlihat banyak perubahan disisi Interiornya. Pada bagasi penyimpanan barang akan dilengkapi oleh penutup yang menjadi ciri khas kereta eksekutif/Argo saat ini. Dan terdapat kaca pada bagian bawah bagasi yang berguna untuk memudahkan penumpang melihat ke dalam bagasi agar memberikan rasa aman kepada penumpang atas barang bawaan yang mereka bawa. Warna kursi yang sebelumnya merah diganti menjadi warna krem dengan jok yang empuk untuk diduduki. Dan selentingan kabar menyebutkan bahwa nantinya kereta Argo Bromo Anggrek ini nantinya akan menggunakan karpet untuk lantainya. Sebagaimana kita tau, bahan karpet telah lama tidak digunakan pada kereta Argo/Eksekutif dan diganti oleh bahan vynil. Namun kabar tersebut belum bisa dipastikan kebenaranya. Berikut foto Interior Kereta Argo bromo ANggrek Go Green yang masih dalam tahap penyempurnaan.
Sebuah Cerita Perkereta-Apian di Cianjur
Perjalanan sejauh 58km
dari Ciroyom menuju Cianjur ditempuh selama kurang lebih 2 jam oleh KA
Cianjuran atau yang biasa disebut Argo Peuyeum. Seperti apakah kereta itu?
KA Cianjuran tujuan Padalarang |
Meskipun hanya membawa 2 gerbong kelas Ekonomi, KA Cianjuran
tetap setia beroperasi di lintas Cianjur-Ciroyom. Lintasan yang dilewati pun
merupakan salah satu lintasan kereta api tertua di Indonesia . Pada tahun 1881 lintas Bogor hingga Bandung melewati Sukabumi dan Cianjur mulai dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda melalui perusahaan Staats Spoorwagen untuk menghubungkan dua kota terbesar di Indonesia yaitu Batavia [Jakarta ] dengan Surabaya .
Sampai saat ini anda masih bisa melihat peninggalan-peninggalan perkereta apian
zaman Belanda dari bangunan halte/stasiun yang kuno dan terkesan tidak terawat.
Lalu anda juga dapat melihat sistem persinyalan jenis Alkmar meskipun sudah tidak
digunakan lagi.
Sebelum menggunakan lokomotif diesel, KA Cianjuran sering
menggunakan lokomotif uap seri D11 yang dialokasikan di Dipo lokomotif Cianjur.
Setiap harinya lokomotif D11 menarik 2 gerbong kayu berjenis CR beroperasi di
lintas Sukabumi-Bandung. Namun dengan alasan modernisasi dan kehandalan
lokomotif yang menurun, sekitar tahun 1974 lokomotif D11 yang setia beroperasi
menarik KA Cianjuran harus dinon-aktifkan, begitu pula dengan kedua gerbong CRnya.
Setelah lokomotif uap D11 dinon-aktifkan, lokomotif diesel
pun digunakan untuk menarik KA Cianjuran ini. Lokomotif diesel yang pertama
kali dipegunakan untuk menarik KA Cianjuran adalah lokomotif Hidroulik seri
BB301. Jenis gerbong pun ikut diganti, jika sebelumnya menggunakan gerbong kayu
berjenis CR, diganti menjadi gerbong kelas Ekonomi[K3]. Jumlah rangkaian yang
beroperasi ikut ditambah menjadi 2 rangkaian. Setiap harinya kedua rangkaian KA
Cianjuran ini diberangkatkan dari stasiun Cianjur pukul 5 pagi. Satu rangkaian
diberangkatkan menuju Bandung ,
dan satu rangkaian lagi menuju Sukabumi. Kedua rangkaian KA Cianjuran ini
sesuai Gapeka yang berlaku saat itu rutin melakukan persilangan di stasiun
Ciranjang, sebelum akhirnya dipindahkan ke stasiun Cibeber.
Ketika Dipo Lokomotif Bandung mendapatkan alokasi lokomotif
BB304, KA Cianjuran sering kali menggunakan lokomotif BB304 sebagai lokomotif
penariknya. Bahkan saat menggunakan lokomotif BB304, jumlah gerbong KA
Cianjuran pernah ditambah menjadi 3 gerbong. Namun ini tidak berlangsung lama
karena alasan teknis dan trek yang terjal, jumlah gerbong pun dikembalikan
seperti semula yaitu 2 gerbong. Beberapa lokomotif lain yang tercatat pernah
dioperasikan untuk menarik KA Cianjuran adalah lokomotif BB300 dan BB303. Kedua
lokomotif tersebut dipergunakan jika lokomotif BB301 mengalami gangguan atau sedang
TSO[Tidak Siap Operasi].
KRD juga tercatat pernah dioperasikan menjadi KA Cianjuran.
Jumlah gerbong yang dipakai bisa sampai 4 gerbong KRD setiap rangkaiannya.
Tidak lama setelah dipergunakannya KRD sebagai KA Cianjuran, rangkaian KRD ini
mengalami PLH di daerah Cibeber. Seluruh rangkaian KRD anjlog dan terperosok ke
sawah. Walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, namun kejadian ini menghentikan
operasional KRD sebagai KA Cianjuran.
Akhir dekade tahun 90an, karena kondisi trek yang menurun,
okupansi yang rendah, dan kekurangan armada lokomotif menyebabkan operasional
KA Cianjuran dikurangi menjadi satu rangkaian saja. Dan sekitar tahun 2000,
mulut terowongan Lampegan sebelah Timur yang terletak persis didekat stasiun
Lampegan mengalami longsor. Ini praktis menghentikan operasional KA Cianjuran
hingga stasiun Sukabumi. Ini menyebabkan KA Cianjuran hanya beroperasi hingga
stasiun Lampegan saja. Ditambah pada awal tahun 2008, jembatan Cikasur yang
terletak di KM77 antara halte Sindang Resmi dan stasiun Lampegan mengalami
longsor. Hingga akhirnya operasional KA Cianjuran hanya sampai stasiun Cianjur
saja.
Pelayanan KA Cianjuran secara keseluruhan memang masih jauh
dari kata sempurna. Kondisi trek dilintas Cianjur-Padalarang yang kurang baik
menyebabkan goncangan diatas kereta sangat terasa. Penggantian interior gerbong
dari susunan kursi berhadap-hadapan menjadi menempel ke jendela pun dikeluhkan
oleh beberapa pengguna setia KA Cianjuran ini. “tempat duduknya jadi sedikit.
Apalagi kalau berdiri kita susah pegangan,” ujah salah seorang pengguna KA
Cianjuran.
Namun kekurangan-kekurangan tersebut tak akan terasa lagi
jika kita menikmati pemandangan daerah sekitar rel dalam perjalanan
satu-satunya rangakaian ular besi dilintas Cianjur-Ciroyom ini. Pemandangan
yang umumnya masih asri membawa kita hanyut untuk menikmati pemandangan alam
sekitar. Terutama saat kereta melintas di antara stasiun Cipatat hingga
Padalarang. Trek yang menanjak terjal dan dikelilingi bukit-bukit tinggi
menyebabkan mata kita enggan berpaling dari kaca jendela. Setiap harinya KA
Cianjuran berangkat dari stasiun Cianjur pukul 05.00 dan 13.00 lalu berangkat
dari stasiun Ciroyom pukul 08.10 dan 16.45.
Kabar baik berhembus menghampiri KA Cianjuran di awal tahun
2012 ini. Operasional KA Cianjuran yang hanya sampai stasiun Cianjur akan
diperpanjang kembali hingga stasiun Sukabumi. Perbaikan lintasan KA di lintas
Sukabumi-Lampegan terlihat sudah 100% rampung. Terowongan Lampegan pun sudah
siap dilalui kembali oleh rangkaian kereta api. Namun ini masih menunggu
lintasan KA di lintas Lampegan-Cianjur selesai diperbaiki. Terutama jembatan
Cikasur yang saat ini telah dalam proses finishing. Dikabarkan pula dengan
bertambahnya alokasi lokomotif BB301 di dipo lokomotif Bandung , jumlah rangkaian KA Cianjuran yang
beroperasi akan ditambah kembali menjadi 2 rangkaian. Jadwal perjalanan pun
akan ditambah menjadi 3 kali perjalan pulang pergi. Dengan ini dihapkan mulai
tahun ini jalur Bogor-Bandung dapat tersambung kembali dengan kereta api.
Jalur Citayam-Nambo Segera Aktif
Setelah tidak beroperasi selama bertahun-tahun, akhirnya ada kejelasan mengenai nasib Jalur cabang yang dibuat pemerintahan Soeharto dari Citayam menuju Nambo. Direncanakan jalur ini akan dielektrifikasi dan dilayani oleh KRL. Mulai minggu ini(16/4) jalur dibersihkan dari rumput liar. Ini bisa dilihat dari percabangan jalur ke Nambo dari Citayam yang sudah bersih dari rumput liar. Proyek elektrifikasi ini memakan dana sebesar 295 miliar rupiah untuk tahun anggaran 2012.
Seorang pekerja sedang menggali lubang untuk pondasi tiang Listrik Aliran Atas di stasiun Nambo(28/4). |
Awalnya jalur Nambo adalah bagian dari proyek pemerintah era Soeharto untuk membuat jalur shortcut dari parung panjang - citayam - nambo - cikarang. Jalur ini sempat beroperasi di awal tahun 2000an dengan menggunakan 2 unit KRD milik dipo Tanah Abang. Namun karena kerusakan mesin pada rangkaian KRD, sekitar tahun 2006 operasional pun terhenti, dan sejak itu pula jalur menuju Nambo ini tidak dijamah Kereta Api lagi.
Minggu, 24 Juni 2012
Exercise Page 8 - 9
Fill in the blanks with when, while, because, since, if, unless, before, after, wherever, although, so that, or as if.
1. When Edison invented a lamp which conducted electricity, gas had been the chief means of lighting home and streets.
2. I saw an old friend of mine while I was entering the building.
3. Though his car was much too small, he decided to sell it.
4. He won’t pass the examination unless he study harder.
5. Wherever he went, he was warmly received.
6. The executive acts, as if he owns the company.
7. If I get the money on time, I can go on vacation.
8. Although she spends a lot of money on clothes, they never seem to suit her.
9. I have a lot of extra work to do because my assistant is on vacation.
10. Since they moved into an expensive apartment, they have become very snobbish.
11. When someone broke into her house and stole her jewelry, she was next door chatting with her neighbour.
12. It’s because warm today so that I’m going to the beach.
13. Though my uncle has worked hard all his life, he could never save up enough money to go on a long vacation.
14. We will go to the theatre with you tonight if we can get a baby-sitter.
15. Don’t give this package to him before he sign a receipt for it.
16. We’re as pleased with these new towels so that we’re going to buy some more.
17. After Hitler believed that Germans were the master race, he set out to conquer all of Europe.
18. When I was in South Africa last year, I learned to speak Spanish.
19. He looks as if he hasn’t ever changed his clothes.
20. Repairs will be made if they are necessary.
Langganan:
Postingan (Atom)