Kebutuhan akan kendaraan bermotor khususnya roda dua memang sedang meningkat akhir-akhir ini. Ditambah juga dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan barang tersier. Semakin besarnya pasar konsumen kendaraan bermotor ini jelas membuat para produsen motor berlomba-lomba menawarkan kualitas akan produknya. Dari mulai irit bahan bakar, stylish, bagasi luas, dll. Namun elemen-elemen diatas tidak akan berpengaruh jika tidak diimbangi dengan konsep marketing yang bagus. Dari berbagai cara marketing produsen kendaraan bermotor untuk memasarkan produknya, ada sebagian produsen yang kiranya tidak mengindahkan Etika Bisnis.
Honda dan Yamaha adalah dua pemain
kuat dalam industry otomotif kendaraan roda dua. Keduanya saling “balapan” baik
di lintasan sirkuit, maupun di tingkat penjualan mereka. Sampai kadang kala mereka
tidak mengindahkan Etika Bisnis dalam memasarkan produk mereka. Keduanya saling
berbalas pantun dalam iklan yang
dimuat di media cetak terbitan local yang diketahui berlokasi di Lampung.
Sama-sama mengeluarkan produk baru, Honda dan Yamaha saling menyudutkan produk
pesaing dengan cara membuat plesetan produk pesaing.
Tindakan ini jelas tidak mengindahkan
Etika Bisnis. Keduanya seharusnya dapat melakukan persaingan sehat dengan
memasarkan produknya dengan cara yang etis. Jangan karena dituntut untuk
menjadi juara dalam balapan tingkat penjualan, segala cara dilakukan walau
harus menyudutkan produk pesaing. Produsen sekaligus pemasar harus dituntut
untuk melakukan promosi atau segala hal yang berkaitan dengan pemasaran dengan
menjalankan Etika Bisnis secara solid demi menimbulkan iklim bisnis yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar